Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Imaji

Pagi ini, pukul tiga pagi Setelah melihat fotomu aku ber imaji Duduk di sebuah taman berdua memandang anak kecil bermain layang-layang dan bersepeda Kita bersuka duka menikmati suasana sore bersama Di rumput yang hijau Di udara yang sejuk Ku bersimpuh untuk jujur dengan perasaan Dalam keadaan diam, ku menyatakan Mungkin parasmu tak kan terkendali Mungkin wajahmu akan berubah ekspresi Aku tak sanggup berbuat lebih Selain jujur tanpa lagi diri ini berselisih.

Aku Ingin Bercerita

Sudah sepekan dirimu lenyap dibawa dinginya angin malam Sengaja diriku terdiam menunggu jawaban akan doa yang kupanjatkan di hari hari yang kelam Aku yakin rinduku ini akan membawakan hasil yang bisa membuahkan Dengan menahan tanpa perlu mencuri perhatian Ragamu jauh disana Beda negara dan beda kota Walau sementara Namun tetap tak kuasa menahanya Aku ingin bercerita tentang tak terkendalinya hatiku saat bertemu sang idola Aku ingin bercerita tentang bahagianya aku semua koleksi buku sudah rampung di punya Aku ingin bercerita tentang keluh kesah hariku setiap harinya aku ingin bercerita kepadamu, aku ingin bercerita

Hujan Dibulan Oktober

Jika bapak Sapardi Djoko Damono punya hujan di bulan Juni Dan Efek Rumah Kaca selalu suka hujan di bulan Desember Aku punya hujan di bulan Oktober Yang mengukir bahagia nan kian santer Layaknya film drama Kita berdua duduk dibawah bangunan itu derasnya hujan saat itu memaksa kita untuk berteduh Dengan cerita dan tawamu kala itu ku disuguh Bagaikan teratai yang mengisi penuh permukaan sungai Hujan dibulan oktober adalah petanda Yang dikirimkan semesta tuk kita memberikan waktu terhadap hati yang dahaga akan rasa Tanpa peduli tentang perihal yang ada Aku tidak bisa berkata banyak Untuk dirimu ku memperlayak. Aku tidak mampu berucap lebih Untuk dirimu ku siap bertatih Ku berharap ini tidak hanya sekali Tidak dua atau tiga kali Ku berharap petanda ini terus menemani Hingga hari tua nanti

Dan mungkin

Aku nyaman, dan mungkin situasilah yang menekan teramat rupawan. Aku akan dirimu hanya insan yang saling bercengkraman tanpa jaminan kan? Kemarin buku yang kau berikan sudah kuisi harapan harapan terbaik yang tak kunjung tersampaikan karena takut akan perpisahan menyakitkan Aku nyaman, dan mungkin pengalaman membuat intuisi peka akan sebuah zona pertemanan. Aku untuk dirimu digaris terdepan tanpa ketegasan? Kemarin jaket yang kau bawa sudah kuberikan secercah petanda akan resahnya aku dengan semua yang ada. Aku nyaman, dan mungkin manusialah yang terlalu egois akan sebuah pengakuan. Aku yang padamu entahlah terletak dibagian sebelah mana ? Kemarin kantong yang kau berikan sudah kuisi sebanyak banyaknya rasa cemas dan rindu yang bertaburan diatasnya. Tidak ingin hubungan Hanya butuh kejelasan Selamat mencicipi pemberian Semoga nikmat terasa nian

S.H.M.I.L.Y #2

Sengaja menghabiskan 100 halaman tersisa Menahan kantuk demi kau peminjam sebelum lusa Sedikit terbawa cerita hingga lupa Untuk memberi tanda biru akan pertanda sebuah usaha Ini adalah clue dari sebuah kode rahasia Yang disematkan kepada sang peminjam sebelum lusa Barang kali kau tidak tau Lalu inilah rencana cadanganku Lepaskan penatmu sayang Taruh keluh kesahmu pada bahu ku dan kan ku topang Ku tak rela senyuman terbaik itu direnggut oleh wajah lelahmu Aku akan ada di garis terdepan jika kamu butuh sesuatu Aku bersungguh akan hal itu Seperti dua lagu yang ku kirim di hari minggu Lepaskan pensil dan penghapusmu Kutemani menggambar hari esok yang baru Selamat tidur sosok bersayapku Tidurlah nyenyak dan dengan senyap. See How Much I Love You. "G"

S.H.M.I.L.Y #1

Ternyata tak semenakutkan itu Membiarkan hati mengikuti mau Nestapa dengan segala yang ada Pecah, berkat yang disuguhkan oleh semesta Percakapan itu tidak kebetulan Yang lain tak datang pasti beralasan Hingga tepat disebelahnya Tanpa perencana, tanpa terlena Moment itu mengalir saja Seperti sungai yang dilalui anak pramuka Deras mengikuti alurnya Dengan sempurna kian merata Tidak terikat tidak bersekat Kita duduk berdampingan kian dekat Tak habis kata kata terucap Tak perduli dengan keadaan yang mendekap Kata ini akan kian panjang Tak tau apa ada makna didalamnya Namun tak jua ku menahanya Kutumpahkan dengan kata yang tertata "G"

Diambang Keresahan

Yang ku mau Semua ini berjalan dengan mudah Kau tau yang kurasakan Begitu pun aku akan dirimu Namun zaman membuat susah Menyatakan adalah sebuah resah Dengan waktu sebagai alasan Membuat kandas sebuah lintasan Perasaan itu muncul tidak ada sebab Perasaan itu datang Sejadi jadinya Pikirku mudah saja untuk mengatakan yang sejujurnya Namun pikiranku selalu ter engah, takut akan sikap mu setelahnya Aku hanya ingin kamu tau kalo aku maunya sama kamu. Aku hanya ingin kamu tau tunggu aku hingga selesai masa ku lalu ku sisihkan waktu untuk bertemu orangtua mu Meminta izin untuk meminang gadis kesayangannya itu . Namun, apa kamu siap dengan itu? " G "

Kejadian hari itu

Kuperhatikan matamu tertutup oleh apa yang ada dikepala Namun parasmu tak ter elak'an Walau besar yang kau kenakan Aku pun membeku Atas terwujud doa tuan Mengabadikan momentum bersama Walau sekilas nan tak terasa Untuk itu aku percaya Atas apa yang dipanjatkan Kugantung namamu kepada pencipta Biar semesta mengerjakan tugasnya. Suatu saat nanti Aksara yang teruntai ini akan menjadi saksi Di sebuah bukit dipinggir laut Sembari mengikat ikatan untuk tetap bersama Selamanya.. Sampai tua.. "G"

Tak terbendung

Kali ini berbeda kian terasa detik demi detiknya Sosok bersayap itu tak kian usai membakar situasi Tuan pun tak bisa mengelak akan ke elokan dirinya. Semakin hari semakin tak terbendung Rasa ini tak kunjung padam Yang tidak seharusnya menjadi kenyataan tak terelakan. Sosok bersayap itu berhasil membuka pintu hati Yang sudah lama terkunci dengan kunci yang dibawa oleh pemilik sebelumnya Rasa semu akan cinta pun kembali cerah Kian berwarna dengan tingkah yang lugu Seakan membuat ragu Tuk terus maju atau mati dengan luluh " G "

Vrezen

Hari ini pun tiba Hari dimana sang pujangga itu bingung akan apa yang sedang ia rasakan Tak ter arah hampir menyerah Akan sosok bersayap Hari ini pun tiba Hari dimana sang pujangga itu buram dengan keadaan yang tidak ia kuasai Sesuatu yang belum pernah ia lakukan Menganggumi dari jauh dengan terikat tanpa sekat Hari ini pun tiba Hari dimana sang pujangga itu tersesat Petunjuk arah hilang sesaat Dengan cepat dan sangat pesat Hari ini pun tiba Sang pujangga tertidur lelap tanpa arah tanpa lelah. "G"

Fladderen

Untuk kesekian kalinya sosok bersayap itu berdiri Mengalihkan pandangan bak putri raja yang tak tertandingi Larut hari guratan yang di lukiskan akan sosok itu kian nampak Impian yang sudah pantas pun tergeser karena takut orang lain di belas. Acuh tak acuh adalah jalan pintas yang di lakukan Guna menghindari hal yang di inginkan Mungkin mata mampu melakukan Namun hati terdiam menunggu harapan Ucapan cepat sembuh pun sampai tak terucap Dengan dalih tak mau usaha yang berlebih wahai sang sosok bersayap Terbanglah terbang wahai sosok bersayap bebaslah bebas mengipakan sayap Biarkan rumah ini di pantaskan Tuk lelah jua tidurmu sampai liang peristirahatan. "G"